Novel terakhir dari "Little Women" ini memang berbeda dari novel-novel sebelumnya yang lebih ceria. Novel ini justru dari ceria menjadi agak muram terutama penggambaran anak-anak Plumfield di ending cerita.

Mengisahkan 10 thn kemudian setelah para "Little Men" ini beranjak besar. Mereka berjuang utk menjadi "orang" sekaligus memperjuangkan cinta mereka.

Nat yg serius adalah contohnya, sebagai pemuda yg hanya cocok sebagai musikus biola, Nat dipandang sebelah mata oleh Meg March, ibu Daisy yg terang-terangan menolak pemuda ini utk Daisy. Jo sebagai ibu asuh Nat jadi merasa serba salah.

Kepulangan Emil (sparring partner berantem Dan di "Little Men") sebagai pelaut dan penghubung yg berkenalan dengan suku Indian membawa banyak keceriaan dan kebahagiaan di Plumfield ini.

Dan Jo kaget ketika mendengar kapal Emil tenggelam dan tewas di file berbahaya. Yg Jo tidak tahu anak kesayangannya ini, Dan menyimpan banyak rahasia dan sangat malu.

Hanya Jo yg bisa meraba sebagian besar rahasia Dan ini. Duh masih ngilu kalau ingat cinta gak kesampaiannya Dan ini. Ada juga kisah si Tommy yg kocak dgn cara ber tunangannya, Demi juga kurang lebih sama saat memperjuangkan cintanya.

Ada sisipan ttg hak pilih yaitu isu hak pilih wanita yg pada masa novel ini dibuat, wanita blm memiliki hak tsb. kisah-kisah wanita di novel ini lebih spt sisipan saja, mulai dari Bess si Tuan Putri, Josie yg pengen jadi artis hingga Nan yg menonjol di novel "Little Men" justru disini seperti pendukung saja.

Tapi tetap saja cara menulis penulis sangat menarik. Karakter Dan yg tadinya "berapi-api" dan mudah marah, krn peristiwa yg luar biasa menjadi titik baliknya.

Si pemberontak ini berubah kalem dan lebih "dalam" walau tetap berapi-api di dalamnya. Memang novel klasik tidak selalu memberi akhir yang ceria tetapi paling tidak ini cukup realistis mengingat temperamen anak Plumfield ini.