Detail Cantuman
Advanced SearchText
CAHAYA DI TIRAI SAKURA
Deskripsi Buku
Penugasan Riza di Nagoya, Jepang, oleh perusahaan penerbangan tempatnya bekerja, membuatnya merasakan bagaimana hidup di negara lain. Penugasan itu pun menjadi sebuah babak baru dalam kehidupannya. Begitu sampai di Jepang, Riza langsung dibantu oleh salah satu staf di perusahaan yang sama dengannya bernama Yuta Takashima. Yuta adalah orang asli Jepang yang lancar berbahasa Indonesia sehingga kehadirannya sangat membantu Riza untuk beradaptasi selama bekerja dan menjalani hidup baru di Jepang.
Riza tak hanya harus membuat strategi untuk mengembangkan bisnis, tapi ia juga harus berusaha menjalani budaya Jepang yang berbeda dengan budayanya, yaitu Indonesia, Jawa, dan sebagai seorang muslim juga menjadi tantangan baginya. Culture shock yang ia alami mulai dari soal makna dan aturan dalam memberi salam atau hormat dengan membungkuk (ojigi) yang ada beberapa tingkatan. Kemudian, cara orang Jepang menghargai waktu, yaitu dengan kebiasaan tepat waktu yang begitu ketat (bukan cuma soal datang telat yang dianggap memalukan, datang terlalu cepat pun dianggap kurang sopan). Keharusan melepas sepatu di rumah, kebiasaan mereka minum sake, mahalnya harga barang-barang di sana, soal upacara dalam beberapa agama, hingga harakiri yang terjadi pada kolega dekatnya memberi makna dan ilmu tersendiri bagi hidupnya. Ia percaya, dengan hati yang ikhlas, perbedaan dua budaya itu bisa dijalani tanpa menanggalkan prinsip yang tertanam dalam dirinya sejak kecil.
Ketersediaan
22SR02346 | My Library | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
813 KUS c
|
Penerbit | Gramedia Pustaka Utama : Jakarta., 2018 |
Deskripsi Fisik |
viii, 213 hlm.; 20 cm
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
9786020367750
|
Klasifikasi |
813
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain